Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Kamis, 22 Desember 2011

Perbandingan Filter sesuai kebutuhan

Filter merupakan aksesori pelengkap yang bisa dipasang di depan lensa kamera khususnya DSLR. Meski tanpa filter pun sebuah kamera sudah bisa mendapat hasil foto yang baik, namun adakalanya pengguaan filter memang dibutuhkan. Terdapat berbagai jenis filter yang ada di pasaran untuk keperluan yang berbeda, mulai dari yang sekedar menangkal sinar ultra violet hingga filter keperluan khusus seperti infra red. Membeli filter pun perlu mengetahui ukuran diameter filter karena di pasaran pilihan diameter filter bervariasi, demikian juga kualitas optiknya (standar, multi coated, super).
Kali ini kami sajikan beberapa macam filter yang populer digunakan dalam fotografi dasar sehari-hari beserta fungsinya. 
Masing-masing filter tersebut mempunyai fungsi dan kegunaan antara lain :
Tipe FilterFungsi UtamaBiasa digunakan pada
Linear & Circular
Polarizers
Mengurangi Glare
Menambah Saturation
Langit / air
Landscape Photography
Neutral Density (ND)Menambah waktu ExposureAir terjun, sungai, diwaktu sinar terang
Graduated Neutral
Density (GND)
Mengontrol gradien kekuatan cahaya
Mengurangi Vignetting
Landscape dengan efek dramatis
UV / HazeMenambah kecerahan pada film
Memberikan proteksi pada lensa depan
Apapun
Warming / CoolingMengubah White BalanceLandscapes, Fotografi bawah air, Efek cahaya

Filter Neutral Density (ND)

Inti utama dari Neutral Density (ND) filter adalah mengurangi jumlah cahaya yang akan masuk ke dalam sensor / film Anda. Dengan semakin berkurangnya jumlah cahaya yang ada, maka faktu exposure akan bisa dibuat lebih lama daripada setingan standardnya. Beberapa situasi yang biasa menggunakan ND Filter adalah :
  1. Membuat subyek semakin blur / tidak terlihat pada mobil (orang) yang sedang berjalan
  2. Pergerakan riak-riak air sungai / pantai yang semakin halus seperti sutra
  3. Untuk mendapatkan Deep of field pada pencahayaan yang terang (kontras) terutama di siang hari
Masing-masing dari produsen filter ND mempunyai definisi (penamaan) serta besaran filter yang mereka produksi, berikut ini adalah tabel sederhana terhadap beberapa produsen filter ND yang terkemuka berikut efek yang ditimbulkannya :
Jumlah pengurangan cahayaHoya, B+W and CokinLee, TiffenLeica
f-stopsFraction
11/2ND2, ND2X0.3 ND1X
21/4ND4, ND4X0.6 ND4X
31/8ND8, ND8X0.9 ND8X
41/16ND16, ND16X1.2 ND16X
51/32ND32, ND32X1.5 ND32X
61/64ND64, ND64X1.8 ND64X
Rata-rata fotografer hanya membawa 1 atau 2 filter ND saja dengan selisih 1 hingga 2 f-stop. Karena semakin besar f-stop yang ada akan membuat exposure semakin lama walaupun pada kondisi siang bolong sekalipun. 

Linear & Circular Polarizing (LPL / CPL)

Polarizing filter (polarizer) banyak digunakan oleh kalangan pecinta landscape ataupun pemandangan alam. Karena sifat dari filter ini yang membuat jumlah refleksi cahaya yang terjadi menjadi semakin berkurang, seperti halnya pada permukaan air, kaca, langit dan lain sebagainya. Efek paling menonjol yang terlihat dari penggunaan filter ini adalah warna langit yang ‘semakin kelihatan biru tua’ jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan filter ini.
tut_filters_polarizerofftut_filters_polarizeron

(foto kiri : tanpa polarizer, kanan : dengan polarizer)
Linear vs Circular
Perbedaan utama antara linear polarizer (LPL) dan circular polarizer (CPL) adalah pada penggunaan metering dan autofokus otomatis pada kamera SLR Anda. Dimana filter CPL masih memungkinkan berfungsinya metering serta autofokus otomatis langsung dari kamera seperti halnya tidak dipakainya filter tersebut. Sedangkan pada LPL, selain harganya yang relatif lebih mahal daripada versi CPL nya, tapi autofokus serta metering yang menggunakan sistem Through The Lens (TTL) tidak dapat digunakan ketika filter LPL terpasang pada lensa Anda. Ada satu yang memungkinkan yaitu forego metering dan autofokus, tapi hal tersebut sangatlah jarang diinginkan oleh siapapun juga. 

Graduated Neutral Density (GND)

Filter ini digunakan untuk ‘membatasi’ jumlah cahaya yang masuk kedalam sensor / film secara gradasi (separasi) yang mengikuti patern (pola) tertentu. Filter ini kadangkala disebut juga dengan ‘split filter’. Penggunaan filter ini biasa digunakan pada pemotretan landscape terutama untuk pemotretan dengan sistem pencahayaan yang dibuat secara gradasi dari terang ke gelap, seperti : sunset (matahari terbenam) / sunrise (matahari terbit).
Posisi ‘blend’ dari gradasi yang tepatlah yang bisa menghasilkan efek dramatis dari sebuah foto. Ada berbagai macam tipe blend gradasi yang bisa didapatkan di pasaran saat ini, antara lain : soft edge, hard edge dan radial edge. Dimana masing-masing ‘edge’ mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
tut_filters_gndblacktopsfilter tut_filters_ndexample
Satu hal penting lainnya didalam peletakan dari filter ini adalah jangan sampai Anda keliru menaruh posisi edge dari gradasi filter, yang bisa mengakibatkan hasil foto Anda menjadi ‘aneh’ dan ‘tidak realitis’. Contoh diatas adalah peletakan edge yang umum digunakan.

UltraViolet (UV) / Haze

Penggunaan filter UV / Haze dewasa ini lebih dikarenakan untuk melindungi lensa bagian depan agar tidak mudah tergores ataupun terkena kotoran. Karena sifat sinar UltraViolet (UV) yang tidak terlihat oleh mata telanjang, maka filter ini biasa disebut dengan ‘filter clear’. Jika filter ini digunakan pada kamera yang menggunakan film, maka akan mengurangi efek haze (haze) serta menambah kontras dari warna karena berkurangnya warna-warna UV. Sedangkan pada kamera digital yang menggunakan sensor, filter UV ini ‘hampir’ tidak ada pengaruhnya sama sekali, karena kepekaan sensor yang semakin canggih sehingga bisa tereduksi sinar-sinar UV oleh sistem yang ada pada sensor digital.
Pada beberapa filter UV yang biasa bisa menyebabkan penurunan kualitas gambar yang dihasilkan, serta menimbulkan efek flare terhadap cahaya. Tapi untuk filter UV yang telah multi-coated hal tersebut telah diminimalisir sehingga ‘mata awam’ seolah-olah tidak melihat perbedaan yang signifikan terhadap hasil akhirnya.
Fungsi bonus dari filter UV ini adalah menaikkan harga jual kembali dari lensa tersebut. Karena kondisi dari lensa yang ‘terlindungi’ dari goresan / kotoran, sehingga lensa seken tersebut layaknya lensa baru.

Cool / Warm Filter

tut_filters_colorcastFilter ini digunakan untuk ‘mengubah’ white balance dari kamera sehingga menimbulkan efek yang lebih hangat / dingin dari foto yang dihasilkan. Filter ini sangat populer pada saat era kamera film, dan pada saat era kamera digital mulai marak filter ini mulai ditinggalkan oleh kalangan fotografer. Karena setting dari white balance bisa diatur secara ‘langsung’ didalam kamera digital masa kini.
Namun filter ini masih banyak digunakan untuk kalangan fotografer yang menekuni bidang ‘underwater photography”. Karena sifat dari pencahayaan yang sejenis (monocrome) dibawah air, maka dibutuhkan filter yang bisa memberikan sedikit ‘warna’ pada hasil akhirnya.

Tips memilih filter lensa

Berikut ini adalah tips-tips memilih filter untuk lensa Anda :
  1. Pastikan ukuran depan dari lensa kamera Anda terlebih dahulu sebelum membeli filter jenis apapun. Masing-masing lensa memiliki ukuran yang biasanya tertulis secara jelas dibagian depannya. Misal 58mm, 77mm, dst.
  2. Beli filter pada toko yang terkemuka untuk menghindari produk palsu yang akan Anda beli.
  3. Cek harga terlebih dahulu untuk masing-masing filter sebagai acuan awal sebelum Anda membelinya. Harga filter saat ini relatif terjangkau mulai dari yang seharga ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah, tergantung dari bahan serta kualitasnya.
  4. Pilih filter yang telah melalui proses multicoating agar tidak lekas rusak. Harga memang relatif lebih mahal dari filter yang biasa.
  5. Jangan terlalu sering melepas pasang filter pada lensa Anda, karena dapat merusak ulir yang ada pada bagian depan lensa / bagian belakang filter.

sekian informasi dari saya semoga bermanfaat :)

Rabu, 21 Desember 2011

Selctive color, agar foto makin unik

Oke, apa itu selective color? jawaban paling mudah adalah contoh foto diatas. Semua tampak hitam putih kecuali mobil fiat tua yang kelihatan berwarna merah. Dalam pengertian luas selective color adalah efek untuk mengubah warna bagian foto sesuai keinginan kita. Namun untuk keperluan artikel ini, kita akan batasi hanya pada foto hitam putih dengan sentuhan warna di obyek utama. Biasanya efek ini digunakan untuk memperkuat dan menonjolkan obyek utama.
Selective color yang saya maksud diatas bisa dilakukan secara mudah dan cepat (mmm…kadang lama, tergantung kompleksitas foto) menggunakan photoshop CS4. Tapi pada intinya anda sendiri yang menentukan tingkat kesulitan efek ini. Langsung kita mulai langkah demi langkah, silahkan:
1. Buka foto berwarna anda di photoshop
2. Tambahkan adjustment layer (lokasi ada di pojok kanan bawah) -> pilih channel mixer
3. Dipanel adjustment yang baru muncul, centang di kotak “monochrome” lalu masukkan besaran seperti ditunjukkan dibawah ini:

4. Foto anda akan berubah jadi hitam putih:

5. Pilih foreground hitam: pencet X di keyboard anda

7. Aktifkan brush, pencet B di keyboard anda. Lalu mulailah sapukan brush di area yang ingin dikembalikan warnanya (saya mulai dari menyapukan brush di balon yang dipegang anak)

8. Agar sapuan brush anda tidak “meluber” kemana-mana, perbesar (zoom in) foto. Atau anda juga bisa mengubah-ubah ukuran brush. Pencet ctrl+[ (memperkecil ukuran brush) atau ctrl+] (memperbesar brush) sehingga sapuan anda lebih halus dan presisi. Proses mengembalikan warna ini memang paling lama dan membutuhkan kesabaran. Setelah selesai simpan hasil akhirnya.
Oke ini hasil akhirnya:
jadi deh, oiya masih banyak cara untuk membuat selective color, menggunakan photoshop adalah salah satunya, semoga info dari saya bermanfaat :) SUMBER

iPhone, penantang baru dalam dunia fotografi


"the best camera is the one that's with you" 

Memang hasil jepret dari sebuah cameraphone kadang dianggap jelek oleh kebanyakan orang, entah karena hasilnya yang kurang tajam ataupun cenderung foto yang dihasilkan gelap karena keterbatasan sensor dari kamera tersebut bila dibandingkan dengan kamera pocket yang ada. Namun statistik berkata beda ketika Apple merilis iPhone 4 pada tahun 2010, tidak ada yang menyangka cameraphone tersebut dapat melampaui popularitas kamera pocket atau bahkan DSLR sekalipun dalam hal pemakaian sehari-hari. Data yang berhasil dikumpulkan situs komunitas fotografi, Flickr, menunjukkan grafik iPhone 4 yang menaik perlahan namun pasti sampai akhirnya melewati kepopuleran kamera DSLR lainnya.



Mungkin secara teknis hardware memang iPhone 4 tidak mempunyai kualitas lensa dan sensor yang bagus, tetapi ada faktor lain yang membuat cameraphone tersebut menjadi digandrungi oleh banyak orang. Sebut saja Instagram, Camera+, dan Photoshop Express. Dari beberapa aplikasi fotografi yang ada di App Store, ketiga aplikasi ini bisa dibilang sangat terkenal di kalangan pengguna iPhone, bukan hanya karena kemampuan meng-edit foto nya yang menggunakan filter-filter unik, tetapi juga karena hasil foto tersebut dapat langsung di-share ke seluruh dunia melalui Twitter, Facebook, Flickr, Tumblr atau media sosial lainnya. Faktor ini lah yang membuat memotret melalui iPhone menyenangkan, karena hasil dari foto kita dapat langsung dilihat, dikomentari, sekaligus menginspirasi yang melihatnya di dunia maya.



Dengan kehadiran iPhone beserta aplikasi2 nya semua orang kini bisa menjadi 'fotografer' dan bisa menangkap momen kapan saja dan dimana saja tanpa perlu memikirkan hal teknis fotografi. Faktor inilah membuat kebanyakan orang sangat senang dengan kehadiran iPhone, tidak hanya bagi orang yang awam dengan fotografi, tetapi juga bagi Chase Jarvis (fotografer asal Seattle), Lisa Bettany (fotografer asal San Fransisco) dan fotografer professional lainnya yang selalu memotret kegiatan sehari-hari mereka ke dalam iPhone.

iPhone kenyataannya telah merubah gaya hidup penggunanya dan merubah dunia fotografi menjadi lebih fun dan social. Yup..fun dan social, itulah kata kuncinya yang membedakan fotografi menggunakan iPhone dan menggunakan kamera pocket atau DSLR. Bahkan saat ini tipe fotografi tersebut dinamai Social Photography, karena sifatnya yang mudah dishare dan bisa langsung diberi komentar langsung dari perangkatnya. Lihat saja sekarang di timeline Twitter anda, ada berapa banyak teman anda yang mengunggah hasil2 fotonya melalui iPhone lewat Instagram, pasti banyak kan? Bahkan ada pengguna Instagram yang dari Indonesia bernama Kristine D (id : babysmurf) sampai dijuluki Ratu Instagram Indonesia, selain karena mempunyai jumlah followers terbanyak, juga karena berhasil menginspirasi para followersnya dengan memposting foto2 berkualitas yang semuanya diambil dari iPhone.



Lisa Bettany dengan iPhone-nya

Lalu bagaimana nasib dari kamera pocket ataupun DSLR? Mungkin ada yang bertanya begitu. Well, setiap kamera mempunyai pasar dan fungsinya masing-masing, dari sisi kegunaan dan portabilitas saya rasa cameraphone saat ini bisa perlahan menggerus pasar dari kamera pocket. Apalagi iPhone 4Syang diklaim mempunyai kamera terbaik yang pernah ada di smartphone baru saja diluncurkan minggu lalu. Saya rasa pasar dari cameraphone terutama social photography ini akan semakin meluas. Which is great, karena semua akan berlomba-lomba untuk menampilkan karya terbaiknya dan sekaligus bisa menginspirasi orang banyak.
Makasih udah mampir :)

Foto Landscape ? apaan sih ?

Bagi penyuka landscape photography, istilah hyperfocal distance (jarak hiperfocal) mungkin tidak begitu asing. Tetapi bagi pemula dan pembelajar yang memulai menyukai landscape photography seperti saya, tentu istilah ini perlu ditelusuri lebih lanjut. Selama ini prinsip yang saya pakai dalam landscape photography sangat sederhana dan amatir sekali: asal obyek masuk ke frame jepret deh, he he he. Ternyata ada hal-hal yang perlu dipahami secara lebih serius jika ingin memfokuskan diri ke dalam landscape photography.
Baiklah, langsung saja ke pokok permasalahan: Hyperfocal Distance. Dari beberapa sumber yang saya peroleh, berikut ini adalah beberapa pengertian tentang hyperfocal distance. Pada bagian 1 ini pembahasan akan dibatasi pada seputar pengertian dasar hyperfocal distance.
  1. Fokuskan lensa pada hyperfocal distance dan segala sesuatu mulai dari jarak paling dekat sampai tak terhingga akan tajam. Foto landscape seringkali diambil menggunakan lensa ayng difokuskan pada hyperfocal distance; obyek yang dekat dan jauh akan tajam di dalam foto tersebut.
  2. Jarak dari lensa ke suatu titik focus dimana dari titik focus tersebut ke infinity (tak terhingga) adalah tajam. Tambahan: setengah dari jarak dari titik tersebut kearah lensa juga ikut tajam (acceptable sharpness).  Ini dikarenakan sebetulnya kita meletakkan titik focus dari kamera/lensa kita pada titik jarak hiperfocal tersebut untuk mendapatkan bidang DOF (depth of field) seluas-luasnya dari titik/jarak tersebut ke infinity (tak terhingga) tapi kurang lebih setengah jarak dari titik tersebut kedepan (kearah) lensa juga ikut tajam dalam batasan acceptable sharpness (ketajaman yang masih bisa diterima).
  3. Hyperfocal distance adalah jarak dimana semua obyek dapat dimasukkan ke dalam fokus “yang dapat diterima”. Berdasarkan nilainya, ada dua pengertian tentang hyperfocal distance. Pertama, hyperfocal distance adalah jarak terdekat dimana lensa dapat difokuskan sementara obyek pada jarak tak terhingga tetap tajam; yakni jarak fokus dengan depth of field maksimal. Ketika lensa difokuskan pada jarak ini, semua obyek pada jarak setengah hyperfocal distance sampai ke tak terhingga akan tajam. Pengertian kedua, hyperfocal distance adalah jarak dimana semua obyek tampak tajam, untuk lensa yang difokuskan pada titik tak terhingga. Kedua pengertian ini tidak perlu menyebabkan kebingungan karena pada dasarnya sama.
Dari ketiga penjabaran di atas, pada dasarnya adalah sama. Intinya di sini adalah pada landscape photography, semua obyek yang akan difoto harus tajam, tidak ada out of focus, background blur (bokeh) atau apapun (dalam batas toleransi tertentu).
Gambar di bawah ini bisa dijadikan patokan.
Pada gambar tersebut, titik fokus yang dijadikan acuan adalah gambar pohon ketiga dari fotografer. Nah, karena titik fokusnya di situ, maka bidang ketajaman atau depth of field yang akan diperoleh adalah dari 1/2 hyperfocal distance sampai tak terhingga. Dengan teknik ini, maka gambar yang diperoleh akan tampak “tajam semua”.
Pada konsep landscape photography dan hyperfocal distance, penggunaan lensa sangat menentukan. Biasanya, lensa yang cocok digunakan untuk pengaplikasian hyperfocal distance adalah lensa normal dan wide-angle. Ini dikarenakan lensa tipe ini memiliki hyperfocal distance yang relatif pendek jika aperture diset pada angka besar (bukaan kecil). Misalnya hyperfocal distance untuk lensa 17mm yang diset menggunakan aperture 1/16 pada kamera 35mm (full frame) adalah sekitar 0.6 meter. Sehingga segala sesuatu yang berjarak mulai 0.3 meter sampai tak terhingga akan tampak tajam.
Lensa tele sangat jarang dipergunakan untuk pengaplikasian hyperfocal distance karena lensa seperti ini memiliki hyperfocal distance yang relatif jauh. Misalnya hyperfocal distance untuk lensa 200mm yang diset menggunakan aperture 1/16 pada kamera 35mm (full frame) adalah sekitar 83 meter! Sehingga segala sesuatu yang berjarak mulai 41.5 meter sampai tak terhingga akan tampak tajam. Oleh karena itu lensa tele kurang begitu cocok digunakan untuk landscape photography karena obyek yang dekat di depan anda tidak akan tampak tajam. contohnya seperti dibawah ini :

Sumbernya ada di SINI

Selasa, 20 Desember 2011

Mengapa mata kita menjadi merah saat difoto ?

Ketika asyik berfoto ria mungkin anda pernah mengalami keadaan dimana foto yang anda dapatkan menunjukkan diri anda yang memiliki mata dengan warna merah. Dalam dunia fotografi hal ini disebut dengan efek mata merah (red eye effect). Fenomena ini merupakan fenomena yang biasa terjadi karena cahaya dari lampu flash mengenai pembuluh darah di belakang retina mata kemudian terpantul dan tertangkap oleh lensa kamera. Sederhananya, hal ini berkaitan dengan bagaimana cahaya flash dari kamera memantul dari mata. Berikut penyebab mata merah pada foto yang akan Berbagi Berbagai Hal uraikan. 
Sebelum membahas efek mata merah ini lebih lanjut sebaiknya kita memahami bagaimana proses datangnya cahaya ke dalam mata terlebih dahulu. Cahaya datang ke dalam mata melalui kornea. Cahaya tersebut kemudian akan dipersepsikan oleh retina dan kemudian gambar yang dihasilkan akan dikirim ke otak melalui saraf optik. Jumlah cahaya yang sampai ke retina diatur oleh pupil. Ketika cahaya yang diterima terang, pupil akan mengecil sehingga cahaya yang masuk tidak terlampau banyak. Sebaliknya ketika cahaya yang diterima redup, pupil akan melebar untuk memungkinkan menangkap sebanyak mungkin cahaya. Diantara retina dan sclera (bagian putih mata) terdapat lapisan jaringan ikat yang disebut koroid. Lapisan ini menyediakan oksigen dan nutrisi ke bagian luar retina. Dibandingkan dengan retina, koroid merupakan daerah yang mengandung pembuluh darah dalam jumlah yang besar.

Ketika cahaya dari flash kamera menyala, pupil tidak memiliki waktu untuk mengecil, sehingga sejumlah besar cahaya terpantul dari Fundus (permukaan bagian dalam mata). Karena banyak terdapat darah pada koroid, cahaya yang dipantulkan kemudian diterima oleh lensa kamera tampak berwarna merah. Karena sudut cahaya masuk ke dalam mata sama dengan sudut cahaya tersebut dipantulkan keluar dari mata, maka semakin dekat lampu flash ke lensa kamera, semakin besar kemungkinan cahaya yang dipantulkan akan tertangkap oleh lensa dan tampak berwarna merah. Selain itu, semakin gelap keadaan lingkungan, yang dengan demikian menyebabkan pupil menjadi melebar, maka semakin besar pula kemungkinan fenomena ini terjadi.

Faktor lainnya yang berkontribusi terhadap efek mata merah ini adalah jumlah melanin di lapisan di belakang retina, dan usia orang yang difoto. Pigmen gelap melanin akan menyamarkan efek mata merah ini. Orang berkulit terang dengan mata biru cenderung memiliki melanin dalam jumlah yang sedikit dalam fundusnya. Hal ini menyebabkan efek mata merah lebih menonjol, dibandingkan dengan orang berkulit gelap dengan mata cokelat. Anak-anak juga akan cenderung lebih mudah untuk mendapatkan efek mata merah dibandingkan orang dewasa.Hal ini karena dalam situasi intensitas cahaya yang rendah, pupil pada anak-anak akan membesar lebih cepat daripada orang dewasa.



Teknik Fotografi untuk Mencegah Efek Mata Merah

Ada beberapa cara yang sangat sederhana yang dapat anda lakukan untuk mencegah efek mata merah ini. Salah satu prinsipnya adalah untuk mengecilkan pupil sebelum mengambil gambar foto. Misalnya, kamera dengan pengaturan pengurangan mata merah (Red Eye Reduction) menggunakan sistem dua lampu flash di mana lampu flash pertama menyebabkan pupil mengecil, dan lampu flash kedua adalah ketika gambar benar-benar diambil. Jika anda tidak mempunyai kamera dengan fitur red eye reduction di atas, terdapat cara yang lebih sederhana yaitu dengan menyalakan lampu yang lebih banyak, dengan ini pupil mata juga akan menyempit. Teknik lainnya adalah dengan memindahkan flash jauh dari lensa. Hal ini akan meningkatkan sudut cahaya yang memasuki mata, dan dengan demikian mengurangi kesempatan cahaya tersebut akan terpantulkan kembali ke lensa kamera. Atau bisa juga dengan software photoshop.

sekian dari saya semoga bermanfaat :)

Senin, 19 Desember 2011

Tips merawat kamera Analog












Walaupun sekarang sudah jaman Digital dan serba Auto, namun masih banyak orang yang setia menggunakan kamera analog (film). Dari yang point and shoot, SLR, RangeFinder sampe TLR . Nah merawat kamera tua / analog seperti ini butuh perawatan yang rutin agar tidak mengurangi peforma kamera itu sendiri. Caranya tidak sulit asal terampil dan rutin saja seperti :
  • Merawat Body Kamera
Rata-rata body Kamera analog adalah berbahan kulit dan Besi atau alumunium . cara merawatnya tidak sulit , cukup dengan Kain lembut, Blower dan cairan pembersih khusus. Pertama, bersihkan debu disudut-sudut kamera menggunakan blower lalu di lap menggunakan kain keseluruh body apabila ada noda-noda yang sulit dibersihkan gunakan cairan pembersih khusus dengan menyemprotkan terlebih dahulu ke kain baru ke body kamera.
  • Merawat Lensa
Inilah Bagian utama dan terpenting bagi kamera sekaligus peka dan sensitif. merawat lensapun juga tidak sulit asalkan benar dan rutin. Pertama bersihkan debu menggunakan blower lalu lap lensa dengan menggunakan Tissue lensa . (jangan menggunakan kain biasa, tissue biasa karena akan menggores permukaan lensa). apabila dibutuhkan agan pun bisa menggunakan Lens Cleaner agar lebih bersih namun yang saya sarankan cukup blower dan tissue lensa saja.
  • Penggunaan Baterai Pada Lightmeter (jika kamera terdapat Lightmeter)
Lightmeter sangat dibutuhkan untuk mengontrol cahaya diluar agar tidak terjadi Over atau Under pada hasil foto. pada bagian ini agan usahakan menggunakannya seirit mungkin karena ada sebagian kamera yang baterainya sudah tidak diproduksi lagi. kecuali agan bisa memodifikasi atau mengakalinya contoh pada Kamera Yashica Electro 35 GSN
  • Penyimpanan Kamera
Pada bagian ini saya menyarankan agar agan menggunakan Dry Box, karena dalam Dry Box suhu dan kelembaban dapat diatur secara otomatis. Namun, karena harganya cukup mahal agan bisa menyiasatinya dengan menggunakan box plastik lalu didalamnya isi dengan silica gel dan terakhir simpan kamera ditempat sejukdan kering.

  • Penyimpanan Kamera dalam jangka waktu lama (untuk yang tidak memiliki Dry Box)
Dalam hal ini banyak sebagian orang yang salah menyimpan kamera ketika mereka sudah tidak menggunakannya lagi atau disimpan dalam jangka waktu lama sehingga saat akan dipakai lagi ternyata terdapat titik-titik jamur di Lensa atau bagian-bagian lainnya. Agar tidak terjadi hal seperti ini agan harus menghindari:
  • Menyimpan Kamera dalam Lemari baju : hal ini dapat menyebabkan jamur yang ada dalam lemari bersatu/pindah ke kamera. apalagi jika terdapat kamper/ kapur barus, bisa menyebabkan lensa berjamur.
  • Menyimpan dalam Softcase/Hardcase/LeatherCase : hal ini juga dapat menyebabkan kelembaban sehingga kamera/ lensa berjamur (ane pernah ngalamin soalnya, tapi untung masih bisa dibersihkan)
Saran dari saya sebaiknya simpan kamera didalam etalase berkaca karena dapat dipantau dan dilihat secara langsung.

All about "SLR" Single-lens reflex

   Kamera refleks lensa tunggal‎ (bahasa InggrisSingle-lens reflex (SLR) camera) adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.
Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film


  • KOMPONEN KAMERA SLR 



Pembidik
Salah satu bagian yang penting pada kamera adalah pembidik (viewfinder). Ada dua sistem bidikan, yaitu:
  • jendela bidik yang terpisah dari lensa (Viewfinder type)
  • bidikan lewat lensa (Reflex type).
Kamera SLR, sesuai dengan namanya (Single Lens Reflex), menggunakan sistem bidikan jenis kedua. Mata fotografer melihat subjek melalui lensa, sehingga tidak terjadi parallax, yaitu keadaan dimana fotografer tidak melihat secara akurat indikasi keberadaan subjek melalui lensa sehingga ada bagian yang hilang ketika foto dicetak. Keadaan parallax ini pada dasarnya terjadi pada pemotretan sangat close up dengan menggunakan kamera viewfinder.



Jendela Bidik

Jendela bidik merupakan sebuah kaca yang di dalamnya tercantum banyak informasi dalam pemotretan. Jendela bidik memuat penemu jarak (range-finder), pilihan diafragma, shutter speed, dan pencahayaan (exposure).

Lensa
Dalam fotografi, lensa berfungsi untuk memokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (film). Di bagian luar lensa biasanya terdapat tiga cincin, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.

Macam-macam lensa

  • Lensa Standar. Lensa ini disebut juga lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.
  • Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens). Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.
  • Lensa Fish EyeLensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan melengkung.
  • Lensa TeleLensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek tertentu.
  • Lensa Zoom. Merupakan gabungan antara lensa standar, lensa wide angle, dan lesa tele. Ukuran lensa tidak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.
  • Lensa MakroLensa makro biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil.

Fokus

Fokus adalah bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa, sehingga gambar yang dihasilkan tidak berbayang.

Kecepatan rana

Kecepatan rana (shutter speed) artinya penutup (to shut = menutup). Pada waktu kita menekan tombol untuk memotret, terjadi pembukaan lensa sehingga cahaya masuk dan mengenai film. Pekerjaan shutter adalah membuka dan kemudian menutup lagi.
Kecepatan rana adalah kecepatan shutter membuka dan menutup kembali. Shutter speed dapat kita atur. Jika kita memilih 1/100, maka ia akan membuka selama 1/100 detik.
Skala shutter speed bervariasi. Ada yang B, 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, dst. Mulai dari ½ sampai 1/1000 biasanya hanya disebut angka-angka dibawah saja. Artinya 100 = 1/100 dan 2 artinya ½ detik. Namun jika angka 2 itu berwarna, maka artinya adalah 2 detik.
Sedangkan B artinya bulb, yaitu jika tombol ditekan maka shutter membuka, dan ketika tombol dilepaskan maka shutter menutup.
Yang perlu diingat adalah, semakin lama kecepatan shutter, jumlah cahaya yang masuk akan semakin banyak. Semakin besar angkanya, maka kecepatan shutter akan semakin tinggi(shutter akan semakin cepat membuka dan menutup).
  • Speed cepat
Speed cepat kita gunakan untuk memotret benda yang bergerak. Semakin cepat pergerakan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter yang kita butuhkan.
  • Speed lambat
Jika benda yang bergerak cepat dipotret dengan speed shutter rendah, maka hasilnya ialah gambar akan tampak kabur, seakan-akan disapu, namun latar belakangnya jelas. Efek ini kadang-kadang bagus dan menimbulkan sense of motion dari benda yang dipotret.
Cara lain adalah dengan menggerakkan kamera ke arah gerak objek (panning) bertepatan dengan melepas tombol. Hasil gambarnya ialah latar belakang kabur, tetapi gambar subjek jelas. Seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada cepat atau lambatnya gerakan panning. Jika gerakannya bersama-sama dengan gerakan subjek, maka gambar yang dihasilkan jelas. Sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih lambat dari gerakan subjek, maka hasilnya akan blur (kabur).

Diafragma

Diafragma atau aperture (atau sering disebut bukaan) berfungsi untuk mengatur jumlah volume cahaya yang masuk. Alat ini biasanya terdapat di belakang lensa. Terdiri dari 5-8 lempengan logam yang tersusun dan dapat membuka lebih lebar atau lebih sempit.
Penulisan angka diafragma biasanya adalah f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, dan f/16, dst. Semakin kecil angka diafragma, maka bukaan yang dihasilkan akan semakin lebar sehingga cahaya yang masuk semakin banyak.
  • Bukaan besar
Bukaan diafragma yang besar digunakan untuk menghasilkan foto dengan subjek yang tajam dengan latar belakang blur.
  • Bukaan kecil
Bukaan kecil akan menghasilkan gambar yang tajam mulai dari foreground hingga background. Bukaan kecil biasanya digunakan dalam pemotertan landscape yang memang membutuhkan detail dan ketajaman di selurh bagian foto.

  • Depth of Field
Depth of field adalah jumlah jarak antara subjek yang paling dekat dan yang paling jauh yang dapat muncul di fokus tajam sebuah foto. Misalnya, jika kita memotret pohon-pohon yang berdiri bersaf-saf, maka yang akan tampak pada foto yang telah dicetak adalah beberapa pohon di depan tampak jelas kemudian makin ke belakang makin kabur.
Depth of field sangat tergantung pada:
  • Diafragma. Semakin kecil bukaan diafragma, semakin besar depth of field yang dihasilkan. Bukaan penuh akan menghasilkan depth of field yang sangat dangkal.
  • Jarak fokus lensa (focal length). Semakin panjang focal length, semakin sempit depth of field. Maka dari itu, lensa wide angle memiliki depth of field yang sangat besar.
  • Jarak pemotretan. Semakin dekat jaraknya, semakin sempit depth of field yang dihasilkan.
Fungsi depth of field adalah untuk mengaburkan latar belakang jika latar tersebut tidak sesuai dengan subjeknya.

  • Pencahayaan
Pencahayaan atau exposure adalah kuantitas cahaya yang diperbolehkan masuk; intensitas (diatur oleh bukaan lensa) dan durasi (diatur oleh shutter speed) cahaya yang masuk dan mengenai film.
Film dengan ASA tinggi, memerlukan sedikit cahaya untuk menghasilkan gambar yang jelas. Sebaliknya, film dengan ASA rendah memerlukan banyak cahaya untuk menghasilkan gambar yang jelas.
Exposure diukur oleh alat yang disebut light-meter. Jika light-meter menunjukkan kekurangan cahaya, maka kita bisa memperkecil bukaan diafragma atau memperlambat shutter speed. Sebaliknya, jika light-meter menunjukkan kelebihan cahaya maka kita bisa memperbesar bukaan diafragma atau mempercepat shutter speed.
  • Overexposure
Merupakan keadaan dimana jumlah cahaya yang masuk terlalu banyak. Gambar yang dihasilkan akan terlalu terang.
  • Underexposure
Merupakan keadaan dimana jumlah cahaya yang masuk terlalu sedikit. Keadaan ini menghasilkan gambar yang gelap.

  • Perkembangan Kamera SLR
Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex)

Pada prinsipnya, kamera SLR dan DSLR memiliki cara kerja dan komponen yang sama. Yang membedakan adalah penggunaan film. Kamera SLR menggunakan film sebagai medium penangkap, sedangkan kamera DSLR tidak lagi menggunakan film. Sebagi gantinya, kamera DSLR menggunakan CCD atau CMOSResolusi terendah kamera DSLR adalah 5.1 megapiksel.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More